Niatan, alasan, juga panggilan. Terima kasih Abdul Rouf yang dengan keterbatasan peralatan tetap membersama dalam risalah awal kanal PALAR TV Indonesia.
Palar TV tetap memupuk marwah Kabar Palar Mewarta & Mewarga; ikhtiar kecil untuk mengelola dan menjaga informasi dengan sudut-pandang warga Palar, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah.
Di dalam kejaran target capaian, selalu ada kepelikan dan ada hal yang niscaya dilakukan di luar yang-resmi. Saya merindu Mas Susetiawan, yang menjaga marwah sosiologi masyarakat negara berkembang dari Kampus Bulaksumur. Saya mencelup kepelikan itu di bangsal makam Eyang Ranggawarsita.
Dan di dalam celupan inilah, saya bertemu, berkenalan, juga merasa arah angin. Siang itu, di antara tumpukan berkas dan nyala monitor, pada akhirnya Dyah Ratna Oktivina mau bernarasi ihwal #FestivalPalaran.
Iya, di lapangan selalu memunculkan tanda tak terduga. Dan risalah ini bukan ihwal klaim penelitian “grounded” (padanan Jawa: “dheprok“). Saya teringat saat dulu selama beberapa hari menyigi Makassar bersama Prof. Partini. Saya belajar bagaimana beliau menetapkan saat: Untuk bertanya atau jeda. Dan saya menunggu beberapa saat sampai Pelaksana Tugas Carik Desa Palar, Trucuk, Klaten ini berkisah tentang program Laskar Pujangga untuk PALAR TV. Alhamdulillah, maturnuwun Mbak Carik eh Plt. ding … yang masih mahasiswi UIN Suka. Salam Bulaksumur dan Salam Palar.
Sumber:
Risalah PALAR TV
Komentar
Posting Komentar